Suara.com - Pelatih kepala Persipura Jayapura, Liestiadi, meminta kekalahan telak dengan skor 1-5 dari PSM dalam lanjutan kompetisi Liga 1 di Stadion Mattoanging menjadi pelajaran bagi pemain agar bisa lebih menggendalikan emosi di setiap pertadingan selanjutnya.
"Dari menit awal kita sudah mendapatkan kartu merah dan tentu saja memengaruhi mental dan psikologis pemain yang lainnya. Untuk itu, kekalahan ini harus menjadi pelajaran agar pemain bisa lebih mengontrol emosi pada pertandingan kedepan," kata Liestiadi usai pertandingan di Makassar, Sabtu.
Pemain Persipura Marinus Marianto mendapatkan kartu merah setelah terlihat jelas menyundul muka pemain PSM Reva Adi Utama di babak pertama laga. Wasit Abdurahman Salasa yang berada dekat kedua pemain saat insiden itu, tanpa ragu memberikan kartu merah langsung bagi pemain Marinus.
Ia menjelaskan, keluarnya Marinus memberikan efek yang begitu buruk terhadap timnya. Mental dan motivasi pemain langsung turun setelah menyadari akan bermain dengan 10 pemain sejak menit awal.
"Bermain dengan 10 pemain sejak menit awal merupakan sesuatu yang tidak normal. Tenaga dan stamina kita tentu keluar jauh lebih besar karena harus menghadapi tim yang lengkap dan punya ambisi menang dihadapan suporter," katanya.
Mengenai keputusan wasit, dirinya menolak berkomentar. Mantan pelatih Persegres Gresik United itu memilih melakukan pembenahan kepada pemain, khususnya dalam hal menjaga dan mengontrol emosi yang memang memberikan dampak negatif bagi tim itu sendiri.
"Saya no comment soal keputusan wasit. Saya lebih fokus membenahi tim saya agar tidak lagi mengulangi hal yang sama kedepan. Apalagi pertandingan Liga 1 masih begitu panjang sehingga butuh mental dan kesabaran untuk melewatinya," ujar dia.
No comments:
Post a Comment