Suara.com - Pemakaman Brasil yang mengubur legenda sepakbola Brasil, Garrincha, telah kehilangan tulang-tulang sang pemain. Hal ini disampaikan pihak keluarga dan para ofisial di kota kelahirannya, Rabu (31/5/2017).
Garrincha, yang dijuluki "Suka Cita Rakyat" karena penampilan briliannya di sayap kanan, memenangi dua Piala Dunia pada 1958 dan 1962 bersama pemain-pemain seperti Pele dan Mario Zagallo.
Ia meninggal dunia pada 1983 setelah berjuang melawan alkoholisme dan dikebumikan di pemakaman di kampung halamannya di Mage, sekitar 64 kilometer dari Rio de Janeiro.
Namun seorang ofisial mengatakan kepada surat kabar Rio Extra bahwa tulang-tulangnya telah digali dan tidak ada catatan mengenai apa yang terjadi kepada sang legenda.
"Dari riset kami, kami tidak yakin bahwa ia masih terkubur," kata sang ofisial.
"Kami memiliki informasi bahwa tubuhnya telah digali ulang dan dibawa ke suatu lubang, namun tidak terdapat dokumentasi mengenai penggalian ulang," tambahnya.
Pemakaman di Brasil biasanya dibagi dalam dua seksi, satu dengan kuburan-kuburan di mana tubuh-tubuh dikuburkan dan bagian lain merupakan lubang-lubang beton di mana abu atau tulang disimpan.
Pemakaman The Raiz da Serra di Mage memiliki dua kuburan dengan nama Garrincha, kata surat kabar tersebut.
Pada salah satu plot yang ada, Garrincha awalnya dimakamkan pada 1983 bersama anggota-anggota keluarganya. Plot kedua ditandai dengan obelisk dan dibangun pada 1985.
Salah satu putri Garrincha mengatakan, seorang penggali kubur menginformasikan kepada dirinya, bahwa almarhum ayahnya kemungkinan berada di salah satu dari kedua kuburan itu.
Namun Rosangela Santos mengatakan ia kecewa dengan pengungkapan bahwa ayahnya telah hilang.
"Kami tidak tahu pasti di mana dia," ujarnya. "Wali Kota menjanjikan dia akan membuat monumen makam namun mereka pertama-tama perlu menemukan dia. Sangat mengecewakan tidak mengetahui di mana dia berada."
Santos mengatakan wali kota telah berjanji untuk menemukan ayahnya, namun sang wali kota, Rafael Tubarao, tidak merespon surat elektronik ataupun panggilan telpon.
Tubarao mengatakan kepada Extra bahwa ia berniat menggali tulang-tulang di kedua plot untuk melakukan tes DNA jika pihak keluarga setuju. (Antara)
No comments:
Post a Comment