Rechercher dans ce blog

Wednesday, December 27, 2017

Sepak Bola Indonesia Semarak di 2017, 9 Suporter Meregang Nyawa

Suara.com - Menyusul reformasi yang terjadi di tubuh PSSI pada  2016 lalu, tahun 2017 digadang-gadang bakal menjadi awal kebangkitan sepak bola Indonesia. Terpilihnya Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI diyakini bisa membangkitkan sepak bola Indonesia, baik di kancah domestik maupun Asia.

Sejak masuknya tahun 2017, perubahan pun terjadi. Tim nasional Indonesia U-16, U-19 dan U-22 dibentuk serius dengan menunjuk pelatih-pelatih berpengalaman sebagai arsitek.


Sedangkan di kancah domestik, Liga 1 dan Liga 2 boleh dikatakan sukses bergulir. Dengan sejumlah aturan, termasuk kriteria marquee player, membuat sepak bola negeri ini semakin hidup dan mengundang animo luas dari masyarakat.

Akan tetapi, reformasi yang tengah berjalan tidak lepas dari masalah. Sejumlah masalah pun bermunculan, dan salah satunya soal suporter.

Seperti diketahui, di sepanjang tahun 2017 bentrok suporter di Indonesia masih marak terjadi. Bukan hanya menimbulkan kerugian materi, tapi juga korban jiwa.

Tercatat, sembilan orang meregang nyawa ditengah-tengah awal reformasi sepak bola Indonesia. Berikut daftar korban tewas yang menjadi rapor merah PSSI di sepanjang tahun 2017.
Sejumlah pemain Bali United dievakuasi saat terjadi kericuhan pada laga lanjutan Liga I di Stadion Andi Mattalattan Mattoanging, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (6/11) malam. [Antara]
1. Ferdian Fikri, (Viola, suporter Persita)- 26 Maret 2017

Ferdian, pemuda 15 tahun asal Tangerang, menjadi suporter sepak bola pertama yang meregang nyawa di tahun 2017. Ferdian tewas akibat tikaman benda tajam yang menghujam dada dan pergelangan tangan.

Ferdian, yang merupakan suporter Persita Tangerang, meninggal dunia dalam bentrok suporter usai tim kesayangannya menghadapi Sukadiri di lapangan Sukadiri Mauk.

Bentrokan terjadi saat rombongan pemuda berjumlah kurang lebih 50 orang, yang memenuhi tiga unit  kendaraan angkutan umum R10, dihadang massa di sekitar jalan KH Hasyim Azhari. Bentrok pun tak terelakan dan berujung dengan tewasnya Ferdian.
Petugas keamanan mengamankan sejumlah pemain Bali United saat terjadi kericuhan pada laga lanjutan Liga I di Stadion Andi Mattalatta Mattoanging, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (6/11) malam. [Antara]
2. Agus Sulistyo, (Brajamusti, Suporter PSIM)- 18 Mei 2017

Nasib nahas dialami Agus Sulistyo, suporter PSIM Brajamusti Yogyakarta. Menyaksikan tim kesayangannya berlaga menghadapi Persebaya Surabaya, pemuda ini justru meregang nyawa.

Agus meninggal setelah terjatuh dari ketinggian sekira lima meter, saat memberikan dukungan bagi PSIM di Stadion Sultan Agung, Bantul. Sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawa Agus tidak tertolong.

Hingga saat ini belum jelas penyebab jatuhnya korban.

3. Agen Astrava (The Jakmania, Suporter Persija)- 21 Mei 2017

Pemuda bernama Agen Astrava, menjadi The Jakmania pertama yang tewas di tahun 2017. Astrava meregang nyawa setelah dikeroyok sejumlah oknum suporter yang tidak teridentifikasi di daerah Bulak Kapal, Bekasi.

Astrava meninggal dunia usai menyaksikan laga antara Persija Jakarta kontra Bali United di Stadion Patriot, Bekasi, pada 21 Mei 2017.

4. Ardi Prasetyo, 18 (Suporter PPSM)- 12 Juni 2017

Septian Ardi Prasetyo, warga Dusun Karangdalem, Desa Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, meninggal dunia setelah terjatuh dari atas tribun penonton di Stadion Mich Soebroto, Kota Magelang, Jawa Tengah.

Ardi terjatuh saat mendukung tim kesayangannya, PPSM Magelang, menghadapi PSIM Yogyakarta dalam sebuah laga persahabatan. Diduga korban terjatuh dari ketinggian sekitar delapan meter karena hilang keseimbangan.

5. M. Nur Ananda, (Warga)- 23 Juli 2017

Nasib tragis dialami Muhammad Nur Ananda, seorang pemuda asal Dusun Harjosari, Desa Madyocondro, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Pemuda 21 tahun itu tewas setelah mengalami penganiayaan hebat dan penusukan oleh oknum yang diduga merupakan suporter salah satu klub sepak bola.
Polisi membubarkan aksi suporter tim sepak bola Jabar yang terlibat bentrok dengan suporter tim DKI Jakarta dengan gas air mata. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Nanda tertusuk senjata tajam dari belakang hingga menembus ke depan di Jalan Temanggung-Magelang, Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung saat berangkat bekerja di sebuah perusahaan distributor cabai dan sayur-sayuran, dengan tugas mengepaki, sekaligus mengirimnya ke beberapa daerah di Jawa Tengah dan DIY.

Nanda meregang nyawa ketika istrinya, Lasmini, tengah hamil tujuh bulan. Menurut keluarga, Nanda yang tidak pernah mendukung klub sepak bola tertentu, bekerja di daerah temanggung untuk mempersiapkan biaya persalinan istrinya.

6. Ricko Andrean (Bobotoh, Suporter Persib)- 27 Juli 2017

Ricko Andrean Maulana merupakan korban salah sasaran. Korban yang merupakan pendukung Persib Bandung, tewas setelah dikeroyok rekan-rekannya sendiri sesama Bobotoh, sebutan bagi pendukung Persib.

Ricko meninggal saat menyaksikan laga sarat gengsi antara Maung Bandung kontra rival abadinya, Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, GBLA.
Suporter Persija Jakarta membopong rekannya ketika terjadi kericuhan dengan petugas kepolisian pada laga Torabika Soccer Championship di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (24/6). Pertandingan tersebut dihentikan setelah suporter Persija Jaka

Suporter Persija Jakarta mengejar petugas kepolisian ketika terlibat kericuhan pada laga Torabika Soccer Championship di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (24/6). Pertandingan tersebut dihentikan setelah suporter Persija Jakarta masuk ke lap
Ricko yang saat itu sedang makan, melihat The Jakmania, sebutan pendukung Persija, dipukuli. Korban mencoba melerai justru menjadi sasaran.

Ricko sempat mendapat perawatan di RS Santo Yusuf Bandung selama lima hari. Namun nyawanya tidak tertolong.

7. Catur Yuliantono (Suporter Timnas Indonesia)- 2 September 2017

Nasib tragis dialami Catur Yuliantono. Datang ke Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat untuk memberikan dukungan pada timnas Indonesia saat menghadapi Fiji di laga persahabatan, Catur meninggal dunia.

Catur meninggal dunia setelah terkena ledakan petasan usai pertandingan. Petasan yang menghantam Catur dilepaskan oleh suporter lain yang berada di tribun selatan.

Petasan dengan cepat menuju ke tribun timur, tempat korban berada.

8. Banu Rusman (Viola, Suporter Persita)- 12 Oktober 2017

Setelah Ferdian Fikri tewas pada akhir Maret, seorang suporter Persita Tangerang kembali meregang nyawa. Banu Rusman meninggal dunia akibat bentrok antarsuporter yang terjadi di Stadion Mini, Cibinong, usai laga Persita Tangerang vs PSMS Medan.

Kericuhan bermula ketika suporter Persita masuk ke area lapangan hijau lantaran protes kepada manajemen. Situasi makin memanas ketika ada lemparan batu dari arah bangku penonton. Tak terima, suporter PSMS yang didominasi anggota TNI melakukan serangan balik ke suporter Persita.

Akibat bentrok tersebut, Banu mengalami pendarahan di otak. Diduga akibat menerima pukulan benda tumpul.

Banu sempat dilarikan ke rumah sakit di Cibinong, kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) di daerah Cawang. Namun nyawanya tidak tertolong.

9. Rizal Yanwar Saputra (The Jakmania, Suporter Persija)- 12 November 2017

Rizal Yanwar Saputra, menjadi pendukung Persija Jakarta kedua yang meregang nyawa tahun ini. Rizal meninggal dunia usai menyaksikan tim kesayangannya bermain melawan Bhayangkara FC.

Anggota The Jakmania dari Cikarang itu dikeroyok sekelompok orang hingga meninggal dunia.

Laga antara Bhayangkara versus Persija pada pekan ke-34 kompetisi Liga 1 itu digelar di Stadion Patriot, Bekasi. Dalam perjalanan pulang, almarhum Rizal yang saat itu dibonceng oleh temannya menaiki sepeda motor mendapat serangan dari sekelompok orang yang diduga suporter tim lain.

Akibat serangan tersebut, Rizal mendapat luka parah di bagian kepala hingga menyebabkan nyawanya melayang.

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment

Search

Postingan Populer