Suara.com - Asosiasi Federasi Sepak Bola Eropa, UEFA, tengah bersiap untuk menjatuhkan hukuman bagi klub Serie A Italia, Atalanta. Atalanta terancam hukuman dari UEFA menyusul aksi rasis yang dilakukan fans mereka saat Atalanta berhadapan dengan Borussia Dortmund di leg kedua babak 32 besar Liga Europa.
Di pertandingan yang berakhir 1-1, yang juga memastikan laju Atalanta terhenti di kompetisi kasta kedua benua biru usai kalah agregat 4-3, terdengar sejumlah fans wakil Italia itu meniru suara monyet setiap kali pemain Dortmund, Michy Batshuayi, menggiring bola.
Menanggapi masalah ini, Presiden klub Atalanta Antonio Percassi mengaku tidak mendengar suara-suara monyet dari tribun tertentu seperti yang dituduhkan. Namun dirinya mengecam fans klubnya tersebut jika benar terjadi demikian.
"Jujur, saya tidak mendengarnya," kata Percassi.
"Tapi jika hal itu benar adanya, saya sangat sedih dan saya pribadi meminta maaf kepada Batshuayi. Saya mengecam tindakan semacam ini," tegasnya.
Kasus ejekan bernada rasis tersebut mencuat setelah striker pinjaman dari Chelsea itu berkicau di media sosial.
"(Tahun) 2018 dan masih ada suara-suara (meniru) monyet dari kaum rasis di bangku penonton... Yang benar saja!? Semoga Anda (pendukung Atalanta) menikmati menonton kelanjutan Liga Europa dari layar TV sementara kami melaju (ke babak berikutnya). #SayNoToRacism #GoWatchBlackPanther," tulis sang pemain di akun Twitternya pada Jum'at (23/2/2018).
Selain kasus di atas, Atalanta juga terancam hukuman atas ulah lain fans mereka di laga tersebut. Yaitu dengan sengaja menyalakan dan melempar kembang api. Begitu pula dengan Borussia Dortmund yang sebagai fansnya juga tertangkap melempar objek ke dalam lapangan.
Kasus tersebut akan diputuskan Komite Etik dan Disiplin UEFA pada 22 Maret mendatang.
Sekadar catatan, ini bukan kali pertama fans Atalanta berbuat ulah yang terkait tindak rasisme. Pada tahun 2014 lalu, klub itu pernah didenda 40.000 euro menyusul insiden pelemparan pisang oleh pendukung mereka ke arah pemain AC Milan dalam laga Serie A Italia.
No comments:
Post a Comment