Football5star.com, Indonesia – Apa jadinya jika tidak ada lagi aksi menyundul bola dalam pertandingan sepak bola? Kenyataannya, aturan soal betapa bahaya menyundul bola sudah mulai diterapkan di negara tempat lahirnya olahraga si kulit bulat, Inggris.
Namun, untuk saat ini aturan tersebut hanya diberlakukan untuk anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Inggris, irlandia Utara, dan Skotlandia, sudah menerapkan larangan bagi para pesepak bola muda itu menyundul bola, meski hanya dalam sesi latihan.
“Pembaruan dari regulasi sebagai panduan untuk menyundul bola menjadi evolusi dari acuan sebelumnya dan semoga bisa membantu para pelatih dan guru untuk membatasi dan perlahan menghilangkan aktivitas menyundul bola dalam sepak bola usia muda,” ucap Chief Executive FA, Mark Bullingham, dikutip Football5star.com dari The Sun.
Meski begitu, pihak FA belum mau memberlakukan aturan tersebut untuk pertandingan resmi. Alasannya, dalam pertandingan resmi dianggap tak terlalu sering adanya aktivitas menyundul bola.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa aktivitas menyundul bola sangat jarang terjadi dalam pertandingan usia muda. Jadi, panduan ini diberlakukan dalam level pengembangan kepelatihan akar rumput tanpa memengaruhi kegembiraan anak-anak usia itu dalam menikmati permainan,” bilang Mark Bullingham lagi.
Panduan atau aturan tersebut pun dalam waktu dekat akan diterapkan juga untuk seluruh Eropa. Pasalnya, FA sudah mendiskusikan secara paralel dengan Komite Medis UEFA untuk nantinya disosialisasikan ke seluruh negara di Eropa.
“Kami sudah mereview dan menyetujui aturan baru itu. Federasi percaya ini adalah arah yang tepat dan yakin akan berefek baik untuk permainan, dan siapa saja yang memainkannya,” ujar Chief Executive FA irlandia, Patrick Nelson.
Berisiko Merusak Otak
Pada Februari 2017, para peneliti dari University College London (UCL) dan Universitas Cardiff menerbitkan sebuah studi berdasarkan pemeriksaan post-mortem dari otak enam mantan pemain yang ditemukan gejala CTE.
“Kami juga melihat jenis perubahan ini jelas pada mantan petinju, perubahan yang sering dikaitkan dengan cedera otak berulang,” ujar Prof Huw Morris, dari UCL, dilansir Football5star.com dari Telegraph.
“Jadi, untuk pertama kalinya kami telah menunjukkan bahwa ada bukti bahwa cedera kepala pada pemain sepak bola. Cedera ini mungkin berdampak pada kehidupan dan kesehatan mereka yang mengalami demensia,” katanya.
Lalu, sebuah studi pada 2018 yang dilakukan oleh University of British Columbia, Amerika Serikat, menemukan kadar protein dalam darah yang terkait kerusakan sel saraf akan meningkat setelah menyundul bola.
Soal bahaya menyundul bola sesekali saja umumnya dipercaya tidak akan menyebabkan masalah kesehatan. Namun, jika dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama, menyundul bola dapat menyebabkan masalah kesehatan di kepala.
Isu dari dampak menyundul bola ini menjadi berita utama pada 2002 setelah kematian mantan pemain klub Liga Inggris, West Bromwich Albion dan timnas Inggris, Jeff Astle, dalam usia 59 tahun.
Astle didiagnosis mengalami demensia serangan dini. Pernyataan ini muncul saat bagian otak pemain bola ini diperiksa ulang pada 2014, dan hasilnya diagnosis mengatakan bahwa ia meninggal karena ensefalopati traumatik kronis (CTE).
CTE adalah kondisi otak yang biasanya disebabkan oleh benturan yang juga berhubungan dengan hilangnya ingatan, mengalami depresi, serta demensia. Bahkan, seseorang petugas kesehatan menyebutkan kalau otak Astle telah rusak selama bertahun-tahun karena aktivitasnya menyundul bola.
Tak berhenti sampai di situ, sebuah studi oleh Universitas Glasgow menemukan bahwa ada kemungkinan mantan pesepak bola profesional 3,5 kali lebih berisiko meninggal karena demensia.
Ini berlaku ketika dibandingkan dengan orang yang berusia sama dan di populasi umum, ya. Meski demikian, tidak ada bukti penelitian langsung yang menyatakan bahwa menyundul bola memang menyebabkan demensia.
Bahaya Tak Cuma untuk Anak-anak
Bahkan, dalam sebuah penelitian, bahaya keseringan menanduk bola tak cuma berlaku untuk anak-anak. Orang dewasa pun berisiko. Hal ini diyakini oleh seorang dokter dari Amerika yakni dr. Bannet Omalu penemu penyakit otak Choronic Traumatic Encephalopathy (CTE).
“Tidak masuk akal mengontrol sebuah objek yang terbang dengan kecepatan tinggi menggunakan kepada anda. Saya percaya, nantinya pada level profesional, kami harus melarang aktivitas menyundul bola, itu berbahaya!” ucap Bennet. Dr. Michael Grey, ahli motor neuroscience di Universitas Birmingham, pun mengamini hal tersebut.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Harvard Medical School menguak bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara otak pemain sepak bola yang sering menyundul bola dengan otak perenang. Tak seperti sepak bola, olahraga renang biasanya tidak begitu rentan terhadap benturan atau trauma di kepala.
Perbedaan yang disoroti oleh penelitian dalam Journal of the American Medical Association tersebut adalah gangguan atau keabnormalan pada lobus frontal, temporal, dan oksipitalis dalam otak para pemain sepak bola.
Bagian-bagian otak yang terganggu tersebut bertanggung jawab untuk mengendalikan kewaspadaan atau perhatian, pengelolaan proses visual, serta kemampuan berpikir kompleks. Dampak yang mungkin terasa secara langsung adalah gangguan pada pola perilaku, perubahan suasana hati atau mood seperti depresi dan kecemasan, serta sulit tidur.
Meski begitu, bahaya menyundul bola bagi otak orang dewasa masih perlu diteliti lebih lanjut.
"bola" - Google Berita
February 24, 2020 at 09:46PM
https://ift.tt/38YzKya
Bahaya Merusak Otak, Alasan Menyundul Bola Mulai Dilarang di Sepak Bola - Football5star
"bola" - Google Berita
https://ift.tt/31nZHnd
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment