Suara.com - Persija Jakarta kembali menjadi tim musafir setelah tidak lagi bisa menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, sebagai markas untuk menggelar pertandingan kandang. Pasalnya, SUGBK tidak bisa digunakan hingga gelaran Asian Games 2018 selesai.
Tak bisa menggunakan SUGBK, Persija sempat kesulitan mencari markas di sekitar Jakarta. Stadion seperti Patriot (Bekasi), Pakansari (Bogor), dan Wibawa Mukti (Cikarang) juga tidak mungkin digunakan karena tiga stadion itu sedang dalam tahap renovasi untuk Asian Games 2018.
Saat ini Persija pun beralih ke Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, sebagai home base sementara. Pertandingan kontra Persebaya Surabaya 3 Juni mendatang akan mengawali kiprah Macan Kemayoran di Yogyakarta.
Bisa menggunakan Stadion Sultan Agung, bukan berarti masalah Persija terselesaikan. Karena Persija harus berbagi dengan dua klub lain, PS Tira dan PSIS Semarang.
Oleh karena itu, Persija juga berencana menggunakan Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, sebagai kandang sementara. PTIK akan digunakan apabila Stadion Sultan Agung digunakan oleh klub lain.
"Stadion Sultan Agung, kan dipakai dua klub PS Tira dan PSIS, jadi cadangan kalau stadion di Bantul dipakai mereka, kami akan main di Stadion PTIK,'' kata Direktur Utama Persija Gede Widiade.
Namun, Stadion yang juga menjadi markas Bhayangkara FC itu memiliki tribun penonton dengan kapasitas yang tidak besar. Mengingat suporter Persija, Jakmania yang jumlahnya banyak, kapasitas stadion PTIK dipastikan tak akan mencukupi.
Untuk mengantisipasinya, Gede akan membatasi jumlah penonton. Bagi Jakmania yang tidak bisa menonton langsung di Stadion PTIK, Persija akan memasang layar lebar di beberapa titik.
"Jadi nanti tanpa penonton atau terbatas paling banyak 1000 penonton saja. Tapi kami akan siapkan big screen di sekitar Jakarta," jelasnya.
No comments:
Post a Comment